Sunday, June 7, 2015

Manusia dan Kebudayaan


MANUSIA DAN KEBUDAYAAN 

Nama        :  Getri Novella
Kelas         :  4KA52
NPM          :  1B114255

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
           Hakikat Manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia. Kata manusia berasal dari kata ”manu” dari bahasa Sanksekerta atau ”mens” dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi, atau bisa juga dikatakan ”homo” yang juga berasal dari bahasa Latin.  Hal yang paling penting dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah dapat dikatakan bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia.  Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di antara ciptaan yang lain. Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan kedudukan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Dipandang dari segi ilmu eksakta, manusia adalah kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia). Manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu fisika). Manusia merupakan mahluk biologis yang tergolong dalam golongan mahluk mamalia (biologi). Dalam ilmu-ilmu sosial, manusia merupakan mahluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi), mahluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik).
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan  Tuhan yang lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu, menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan mereka masing-masing dan untuk orang di sekitar mereka. Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini. Manusia diturunkan ke bumi oleh Tuhan agar dapat menjadi khalifah dan pemimpin. Menghuni bumi yang kita tinggali sekarang ini untuk melanjutkan hidup sebelum kembali kepada-Nya. Salah satu hakekat manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi.
PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Kata kebudayaan berasal dari kata budh -> budhi -> budhaya dalam bahasa sansekerta yang berarti akal, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan yang berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia (supartono, 2001; Prasetya, 1998).

HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita  lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan.

Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya. Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1.      Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
2.      Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3.      Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.

PERBEDAAN ANTARA BUDAYA BARAT DAN BUDAYA TIMUR

Berbicara tentang perbedaan Budaya Barat dan Timur, maka perlu dipandang dari beragam aspek mulai dari adat istiadat, gaya hidup, cara berpakaian, makanan, cara berpikir, teknologi, transportasi, sopan santun dan sebagainya. Baik Budaya Barat atau Timur, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan.

Budaya Barat

·                    Letak perbedaan antara Budaya Barat dan Timur pertama kali dilihat dari etika moral, adat istiadat dan cara penyelesaian masalah. Budaya Barat mengenal etika moral yang lebih bebas, dimana masyarakat tidak malu mengumbar kemesraan seperti berciuman di depan publik. Adat istiadat tidak terlalu kuat, pengaruhnya sangat lemah bila dibandingkan hukum negara. Penyelesaian sebuah masalah dalam Budaya Barat langsung ke inti utama, tak berbelit-belit dan masalah lebih cepat terselesaikan.
·                         
                   Budaya barat terkenal dengan kebebasan, baik dalam gaya berpakaian ataupun pergaulan. Setiap orang punya hak untuk mengekspresikan cara berpakaian, entah itu terbuka ataupun tertutup. Mereka tak pernah malu akan pakaian yang dikenakan. Pembatasan dalam hal pergaulan tidak begitu ketat, kumpul kebo ataupun perilaku seks bebas seakan bukan hal tabu. Meskipun begitu, masyarakat dikenal bersifat individualisme, lebih mementingkan diri sendiri.
·        
              Perbedaan Budaya Barat dan Timur juga terletak dalam penyediaan fasilitas, penggunaan teknologi dan pemanfaatan waktu. Fasilitas publik tersedia dalam jumlah yang memadai, menjangkau semua elemen masyarakat. Kemajuan teknologi sangat terasa di beberapa sektor. Penganut Budaya Barat punya prinsip, time is money, dimana waktu benar-benar dihargai.

Budaya Timur
·       
                 Budaya Timur mempunyai etika moral dan adat istiadat yang lebih ketat, namun dalam penyelesaian masalah sedikit lebih rumit. Beragam adat istiadat masih dijunjung tinggi oleh masyarakat bahkan bersanding dengan hukum negara. Orang penganut budaya ketimuran sedikit berbelit-belit dalam menyelesaikan masalah dan tertutup.
·         
                    Perbedaan Budaya Barat dan Timur tampak jelas dari pergaulan dan gaya berpakaian. Orang penganut budaya ketimuran masih menjunjung tinggi masalah kesopanan dalam berpakaian, lebih tertutup dan tak terlalu terbuka. Penganut budaya ketimuran tidak menyukai pergaulan yang terlalu bebas dan merusak moral, namun mereka termasuk golongan masyarakat yang ramah dan gemar gotong royong.
·        
              Penganut budaya ketimuran sering terlena dengan waktu, tak dimanfaatkan dengan baik. Kemajuan teknologi tergolong sedikit lambat dan kurang merata, begitu juga ketersediaan fasilitas publik yang masih terbatas untuk beberapa kalangan saja.

Kesimpulan Perbedaan Antara Budaya Barat Dan Timur

Perbedaan Budaya Barat dan Timur tampak jelas dari beragam aspek, keduanya saling berseberangan satu sama lain. Budaya Barat sering dipandang negatif oleh penganut budaya ketimuran, namun unggul di sektor teknologi. Budaya Timur sering dipandang kaku oleh penganut budaya kebaratan, namun unggul dalam hal moral, sopan santun dan adat istiadat.
Secara general, tabel ini memperlihatkan perbedaan antara orang Barat dengan orang Timur.

Orang Barat
Orang Timur
Opini
Langsung ke pokok permasalahan
Berbelit-belit dalam mengutarakan pendapat
Waktu
Sangat menghargai waktu
Cenderung jam karet
Hubungan keluarga
Cenderung individualistis
“Nggak ngumpul berarti nggak makan”
Sesuatu yang baru
Cenderung tidak ingin langsung memilikinya, sekedar tahu dulu
Cenderung konsumtiv terhadap barang baru
Anak
Dididik mandiri semenjak kecil
Cenderung dimanja dan belum bisa mandiri
Transportasi
Naik sepeda atau jalan kaki
Cenderung naik kendaraan bermotor
Menghadapi masalah
Cenderung mencari cara bagaimana menyelesaikan masalah itu
Cenderung menghindari masalah
Makan
Dibagi 3 : Pembuka, penutup, utama
Semua makanan utama
Weekend
Lebih sering menghabiskan waktu dirumah
Lebih sering jalan-jalan ke mall atau tempat hiburan

Ketika beranjak remaja dan seiring berjalannya waktu, kami melihat adanya kecenderungan pemudaran Budaya Timur. Ketika globalisasi terjadi, kami melihat Budaya Barat adalah kiblat baru dari arah pergerakan Budaya Timur. Sebagai contoh :

  1. Gaya pakaian
Budaya Timur yang mengenakan pakaian tertutup mulai hilang dan tergantikan dengan pakaian yang agak terbuka dan mengumbar aurat.

  1. Tutur kata
Budaya Timur terkenal dengan tutur katanya yang halus, namun hal tersebut cenderung memudar. Hal ini ditandai dengan amarah dan nada bicara tinggi untuk cara bicara. Hal ini disebabkan oleh tempramen karena tuntutan ekonomi yang menekan. Selain itu bahasa asing juga sudah mulai menggantikan kosakata bahasa Indonesia.

  1. Tren musik
Saat ini musik asing bebas masuk ke Indonesia dan mulai mengakar di jiwa anak muda. Nasionalisme dalam musik dalam negeri mulai tergantikan oleh lirik-lirik berbahasa asing.

  1. Makanan
Saat ini banyak sekali restoran cepat saji milik negara Barat. Anak-anak muda cenderung lebih menyukai restoran tersebut dibandingkan makanan khas daerahnya.

  1. Sopan santun
Ini merupakan pengikisan budaya yang paling disayangkan. Adanya perbedaan sopan santun ketika kecil dan ketika berusia 21 tahun sekarang. Kami melihat sikap ramah tamah mulai tergantikan dengan sikap cuek dan ‘jutek’. Anak-anak muda banyak yang tak menaruh hormat pada tetuanya. Senyum tak selalu menjadi mimik muka ketika menyapa, dsb.

           6.    Kepercayaan

                 Pelajaran yang kita pegang teguh ketika hidup di Jakarta adalah, jangan percaya dengan orang           asing karena banyak serigala berbulu domba dimana-mana. Ketika berjalan di keramaian kita              dituntut untuk waspada karena tak semua orang adalah orang yang tak punya niat jahat.

Sumber :




http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45448-Makalah-Perbedaan%20Kebudayaan%20Barat%20dan%20Kebudayaan%20Timur.html


https://widikrisna.wordpress.com/2012/06/22/budaya-timur-masih-merupakan-budaya-indonesia/

No comments:

Post a Comment