MANUSIA DAN
KEBUDAYAAN
Nama :
Getri Novella
Kelas :
4KA52
NPM :
1B114255
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Hakikat Manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus dijalankan
oleh setiap manusia. Kata manusia berasal dari kata ”manu” dari bahasa Sanksekerta atau ”mens” dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi, atau bisa
juga dikatakan ”homo” yang juga berasal dari bahasa
Latin. Hal yang paling penting dalam membedakan manusia dengan makhluk
lainnya adalah dapat dikatakan bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan
dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia. Manusia
merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di
antara ciptaan yang lain. Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan
Yang Maha Esa dengan kedudukan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Dipandang dari
segi ilmu eksakta, manusia adalah kumpulan dari partikel-partikel atom yang
membentuk jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia). Manusia
merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama
lain dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu fisika). Manusia merupakan mahluk
biologis yang tergolong dalam golongan mahluk mamalia (biologi). Dalam
ilmu-ilmu sosial, manusia merupakan mahluk yang ingin memperoleh keuntungan
atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus
(ilmu ekonomi). Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri
sendiri (sosiologi), mahluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik).
Manusia
diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi
ciptaan Tuhan yang lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang
dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu, menanamkan akal dan pikiran
kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan mereka masing-masing dan
untuk orang di sekitar mereka. Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap
hidup di bumi ini. Manusia diturunkan ke bumi oleh Tuhan agar dapat menjadi
khalifah dan pemimpin. Menghuni bumi yang kita tinggali sekarang ini untuk
melanjutkan hidup sebelum kembali kepada-Nya. Salah satu hakekat manusia
lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup berdampingan satu sama
lain, berinteraksi dan saling berbagi.
PENGERTIAN
KEBUDAYAAN
Kata
kebudayaan berasal dari kata budh -> budhi -> budhaya dalam bahasa
sansekerta yang berarti akal, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil
pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan yang
berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsur rohani
dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur
jasmani, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar
manusia (supartono, 2001; Prasetya, 1998).
HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara
sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam
sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa
walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan
kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup
manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu
kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara
manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan.
Pada saat
awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka
manusia yang membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari
kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu
sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang
dari kemauan manusia yang membuatnya. Dari sisi lain, hubungan antara manusia
dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan
masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama
lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1.
Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia
mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini
masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
2.
Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi
realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan
berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata
sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3.
Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap
kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya
sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan
yang dibentuk oleh masyarakat.
PERBEDAAN ANTARA BUDAYA BARAT DAN BUDAYA TIMUR
Berbicara tentang
perbedaan Budaya Barat dan Timur, maka perlu dipandang dari beragam aspek mulai
dari adat istiadat, gaya hidup, cara berpakaian, makanan, cara berpikir,
teknologi, transportasi, sopan santun dan sebagainya. Baik Budaya Barat atau
Timur, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan.
Budaya
Barat
· Letak perbedaan antara
Budaya Barat dan Timur pertama kali dilihat dari etika moral, adat istiadat dan
cara penyelesaian masalah. Budaya Barat mengenal etika moral yang lebih bebas,
dimana masyarakat tidak malu mengumbar kemesraan seperti berciuman di depan
publik. Adat istiadat tidak terlalu kuat, pengaruhnya sangat lemah bila
dibandingkan hukum negara. Penyelesaian sebuah masalah dalam Budaya Barat
langsung ke inti utama, tak berbelit-belit dan masalah lebih cepat
terselesaikan.
·
Budaya barat terkenal
dengan kebebasan, baik dalam gaya berpakaian ataupun pergaulan. Setiap orang
punya hak untuk mengekspresikan cara berpakaian, entah itu terbuka ataupun
tertutup. Mereka tak pernah malu akan pakaian yang dikenakan. Pembatasan
dalam hal pergaulan tidak begitu ketat, kumpul kebo ataupun perilaku seks bebas
seakan bukan hal tabu. Meskipun begitu, masyarakat dikenal bersifat
individualisme, lebih mementingkan diri sendiri.
·
Perbedaan Budaya Barat dan Timur juga terletak
dalam penyediaan fasilitas, penggunaan teknologi dan pemanfaatan waktu.
Fasilitas publik tersedia dalam jumlah yang memadai, menjangkau semua elemen
masyarakat. Kemajuan teknologi sangat terasa di beberapa sektor. Penganut
Budaya Barat punya prinsip, time is money,
dimana waktu benar-benar dihargai.
Budaya
Timur
·
Budaya Timur mempunyai etika moral dan
adat istiadat yang lebih ketat, namun dalam penyelesaian masalah sedikit lebih
rumit. Beragam adat istiadat masih dijunjung tinggi oleh masyarakat bahkan
bersanding dengan hukum negara. Orang penganut budaya ketimuran sedikit
berbelit-belit dalam menyelesaikan masalah dan tertutup.
·
Perbedaan Budaya Barat dan Timur tampak jelas dari
pergaulan dan gaya berpakaian. Orang penganut budaya ketimuran masih menjunjung tinggi masalah kesopanan dalam berpakaian,
lebih tertutup dan tak terlalu terbuka. Penganut budaya ketimuran tidak
menyukai pergaulan yang terlalu bebas dan merusak moral, namun mereka termasuk
golongan masyarakat yang ramah dan gemar gotong royong.
·
Penganut budaya ketimuran
sering terlena dengan waktu, tak dimanfaatkan dengan baik. Kemajuan teknologi
tergolong sedikit lambat dan kurang merata, begitu juga ketersediaan fasilitas
publik yang masih terbatas untuk beberapa kalangan saja.
Kesimpulan Perbedaan Antara Budaya Barat Dan Timur
Perbedaan Budaya Barat dan
Timur tampak jelas dari beragam aspek, keduanya saling berseberangan satu sama
lain. Budaya Barat sering dipandang negatif oleh penganut budaya ketimuran,
namun unggul di sektor teknologi. Budaya Timur sering dipandang kaku oleh
penganut budaya kebaratan, namun unggul dalam hal moral, sopan santun dan adat
istiadat.
Secara
general, tabel ini memperlihatkan perbedaan antara orang Barat dengan orang Timur.
Orang Barat
|
Orang Timur
|
|
Opini
|
Langsung
ke pokok permasalahan
|
Berbelit-belit
dalam mengutarakan pendapat
|
Waktu
|
Sangat
menghargai waktu
|
Cenderung
jam karet
|
Hubungan
keluarga
|
Cenderung
individualistis
|
“Nggak
ngumpul berarti nggak makan”
|
Sesuatu
yang baru
|
Cenderung
tidak ingin langsung memilikinya, sekedar tahu dulu
|
Cenderung
konsumtiv terhadap barang baru
|
Anak
|
Dididik
mandiri semenjak kecil
|
Cenderung
dimanja dan belum bisa mandiri
|
Transportasi
|
Naik
sepeda atau jalan kaki
|
Cenderung
naik kendaraan bermotor
|
Menghadapi
masalah
|
Cenderung
mencari cara bagaimana menyelesaikan masalah itu
|
Cenderung
menghindari masalah
|
Makan
|
Dibagi
3 : Pembuka, penutup, utama
|
Semua
makanan utama
|
Weekend
|
Lebih
sering menghabiskan waktu dirumah
|
Lebih
sering jalan-jalan ke mall atau tempat hiburan
|
Ketika
beranjak remaja dan seiring berjalannya waktu, kami melihat adanya
kecenderungan pemudaran Budaya Timur. Ketika globalisasi terjadi, kami melihat
Budaya Barat adalah kiblat baru dari arah pergerakan Budaya Timur. Sebagai
contoh :
- Gaya
pakaian
Budaya Timur yang mengenakan pakaian
tertutup mulai hilang dan tergantikan dengan pakaian yang agak terbuka dan
mengumbar aurat.
- Tutur
kata
Budaya Timur terkenal dengan tutur katanya
yang halus, namun hal tersebut cenderung memudar. Hal ini ditandai dengan
amarah dan nada bicara tinggi untuk cara bicara. Hal ini disebabkan oleh
tempramen karena tuntutan ekonomi yang menekan. Selain itu bahasa asing juga
sudah mulai menggantikan kosakata bahasa Indonesia.
- Tren
musik
Saat ini musik asing bebas masuk ke
Indonesia dan mulai mengakar di jiwa anak muda. Nasionalisme dalam musik dalam
negeri mulai tergantikan oleh lirik-lirik berbahasa asing.
- Makanan
Saat ini banyak sekali restoran cepat saji
milik negara Barat. Anak-anak muda cenderung lebih menyukai restoran tersebut
dibandingkan makanan khas daerahnya.
- Sopan
santun
Ini merupakan pengikisan budaya yang
paling disayangkan. Adanya perbedaan sopan santun ketika kecil dan ketika
berusia 21 tahun sekarang. Kami melihat sikap ramah tamah mulai tergantikan
dengan sikap cuek dan ‘jutek’. Anak-anak muda banyak yang tak menaruh hormat
pada tetuanya. Senyum tak selalu menjadi mimik muka ketika menyapa, dsb.
6. Kepercayaan
Pelajaran yang kita pegang teguh ketika
hidup di Jakarta adalah, jangan percaya dengan orang asing karena banyak serigala
berbulu domba dimana-mana. Ketika berjalan di keramaian kita dituntut untuk
waspada karena tak semua orang adalah orang yang tak punya niat jahat.
Sumber :
http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45448-Makalah-Perbedaan%20Kebudayaan%20Barat%20dan%20Kebudayaan%20Timur.html
https://widikrisna.wordpress.com/2012/06/22/budaya-timur-masih-merupakan-budaya-indonesia/
No comments:
Post a Comment